Minggu
Satu
tak perlu dua apalagi seribu
cukup satu
ya
satu
satu yang membuat kita menyatu
lalu melahirkan
seribu puisi
Cinta Dalam Damai Jiwa
tiada duka meski air mata basahi jiwa
tiada sedih meski inggin ku merintih
kau buat hidup ini lebih berarti
tanpa kuminta apa yang ku mau kau miliki
tanpa kau bilang semua telah kau berikan
setulus sang surya menyinari dunia
sebening embun semua cintamu
sehangat sang api dunia kau buatku merasa slalu bahagia
tiada inggin jauh darimu
tiada rasa tuk melupakanmu
takkan mampu ku tanpamu
jangan pernah meninggalkanku
tetap disini menjagaku
jangan lepaskan gengamanmu
kukan hilang arah tanpa kau disisiku
walau waktu berganti
tetaplah disini jangan pergi
walau dunia terus berputar
jangan pernah kau coba tinggalkanku sendiri diatas putaran bumi
Bidadari Malam
Mencari dalam kesendirian
Ketika malam tak lagi tentangmu
Dan pijar lentera meredup di tepian
Sungai hati bermuara di cakrawala jiwa
Buih-buih ombak bawa dirimu menjauh
Jauh, akankah kembali?
Datang, bisakah mengisi?
Jiwa-jiwa yang kosong
Ditingkahi hati yang hampa
Bidadari Malam
Renjana menghantar raga
Di ujung senja menebar asa
Mendekaplah
Rasakan setiap helai nafas
Nafas yang ada karnamu
Nafas yang ada hanya untukmu
Sepotong harap ku kembali
Terlintas bayang senyum
Terdengar kepak sayap
Sekeping jiwa ku susun dalam hati
Membentuk wajah sang pencipta mimpi
Alunan swara yang datang dari langit
Mencari damai di swargaloka
Wahai titisan malaikat surga
Yang menemani tidur panjang
Yang mengelus mimpi dengan keindahan
Menjelmalah!
Mengejawantah dalam indah rupa Bidadari
Titipkan damai di atas bintang
Membelai tubuhku dengan tangan-tangan cinta
Selimuti raga dengan lembaran kehidupan
Tersenyum dalam dinginnya malam
Buai Sang Pujangga dan antarkan ia tidur tenang
Beri mimpi terindah tentang dirimu
Selamat tidur Bidadari
Pejamkan mata dan kita bersua di bunga tidur
Bidadari, ketika pagi tiba
Ketika embun menetes di ujung daun
Ketika matari muncul di ufuk timur
dan cahaya membias
Ku pinta, jangan pergi
Tetap disini, dipelukanku.
Kerinduan
Cahanya membaur seiring datangnya pagi
Embun mulai menetes diujung dahan
Memancarkan sinar pelangi indah
Surau kembali sunyi.......
Gema panggilan tuhan hilang berganti
Kini suara kicauan burung yang terngiang
Ku beranjak dari peraduan
Menyibak selimut sisa semalam
Kubuka mata peralahan
Kubenamkan mimipi yang tertunga
Ah...ku sambut hari ini dengan senyuman
Kan ku isi dengan canda dan tawa simbol kebahagiaan
Hari ini ....ku suarakan lagu kerinduan
Mengingat wajah terpatri dalam ingatan
Wajah....senyuman...tak luput dari ingatan
Ku nanti saat pertemuan dengannya
Tuhan hanya doa suci yang terucap
Tulus dari dalam lubuk hati
Satukan kamu...padukan dalam satu kehidupan
Kugantungkan wajahnya bak hiasan diri
Terbingkai dari benih kesetiaan
Kan kubacakan seribu puisi cinta
Kan ku ukirkan dengan tinta asmara
Dahan daun biarkan berguguran
Namun tetap pada tangkainya.
Ingin Slalu Di Dekatmu
maka aku akan selalu di dekatmu
bila cinta adalah waktu
maka aku akan selalau bersamamu
bila cinta adalah kehidupan
maka kamulah kehidupanku
I LOVE YOU
Perasaan Rindu
pesonamu menawan
bayangan mu menyapa
hanya padamu tercurah seluruh rasa
selalu hadir setiap nafas ku
disaat ku dilanda rindu
Kuuuuuuaaaaangeeeeennn Banget !!!!
sejuk terasa dalam hati
ada damai menunggu pasti
ingin berkata ungkapkan janji
selamat malam pujaan hati
yang jauh dimata dekat di hati
Aku Jatuh Cinta
Menyuguhkan satu rasa satu makna
Begitu dalam begitu nyata
Dia tak perlu memaksa
karna hanya dengan keterbiaasaannya
Membuatku terjembab..
Terjatuh..tersungkur bahkan terjebak
Penolakanpun hanya akan sia-sia
Semakin dilupakan dia semakin ada
Akh..Aku jatuh cinta...
Cinta.....Begitu....
Malam perlahan sirna,dan mentari datang menjemputku
bawakan hari baru untukku,
kini ku tlah temukan kau
yang membuat hidupku lebih berwarna
hati yang terluka kini telah terobati
saat kau dtang untukku
hati yg tlah lama kosong kini telah terisi
olehmu yang berikan cintamu untukku
cinta.....................
Kau bawakan sejuta harapan untukku
kau yang telah memberi cahaya dalam hatiku
kau penerang jalanku,dan kau
pelita hatiku..............
Puisi Daun Gugur
lumpur basah yang semalam
tak mengkering walau terik begini
teraikan daun hijau
pinggir jalan yang gersang
menyesat bingung awan
pada merantau dia kemana
tidur dan tenang membisingkan
berjalan walau perlahan sakit mengikuti
sudahhi semua lalu
dahan kering yang serampak ribu
ujurkan lembai kata yang tersimpan
aku sayang dirimu salalu permaisuriku
Berartinya Kamu di Hidupku
tawamu selalu membuat hari ku cerah
saat aku bersedih hadirmu memberi ketenangan dalam hidup ku
Kasihku......
Hari-hariku terasa indah bila aku bersamamu
kau bagai pelangi,yang mewarnai hatiku
kau bagai bintang-bintang yang membuatku
bersinar..
tanpamu aku rapuh,tanpamu aku tak'kan mampu
karena hanya denganmu lah aq merasa hidup
karena ada kamu disetiap-tiap langkahku
dan setiap hela nafasku
Senyuman Indahmu
di depanku dengan rona merah pipimu
tersirat jelas kecantikanmu saat kau tersenyum
disini dengan pesona senyum bahagiamu selalu
kala semua angan terwujud untuk cinta
senyumanmu ungkapkan kegembiraanmu
mengiringi dengan canda tawa
yang kau tunjuk untuk satu cinta padaku
senyum indahmu membuatku tak jemu
untuk tetap memandang wajahmu
yang cantik dan memberi arti dalam senyum manismu
untuk sekedar hilangkan sisa kesedihan
Kangen
kau lihat rayuanku,
kau genggam tanganku,
kau dekap tubuhku,
kau cium cium bibirku,
aku masih mengingatnya
kini ku terdiam di sebuah taman
berisikan bunga yang wangi
kuhampiri dengan langkah pelan
dan ku petik bunga untuk sang bidadari
kau berada jauh dariku
tapi cinta ini selalu dekat untukmu
setelah berapa beberapa saat ku tak jumpa denganmu
ku tak kuasa menahan inginku bertemu
tuk ucapkan bahwa ku cinta,kusayang,kurindu
dan kubawakan hatiku untukmu
yang ku bawa setiap waktuku
saat jumpa denganmu
Indahnya Mengenalmu
ku dapati seribu bahasa darimu
dalam perputaran waktuku
akhirnya ku bisa mengenalmu
Mengenalmu saat ini
adalah keindahan yang ku dapati lagi
bersama dirimu kekasih hati
setelah sekian lama ku sendiri
Kau mampu buatku merindu
akan kehadiranmu selalu
hingga kini sungguh ku mau
kau tetap di sisiku
Aku ingin keindahan ini pasti
hingga membuatku jatuh cinta lagi
ku menunggu cintamu di sini
bersama keindahan yang nyata ini
Kamis
SEKUNTUM MAWAR MUDA
Jika aku menunggu mekarmu penuh
Akankah harummu mampu kurengkuh
Di sini --menanti, kuncupmu tumbuh
Sembari cemas ini tak jua mau luruh
Di bawah semburat putihmu nan teduh
Anganku mengembara mengkhayal jauh
Sepucuk kata terkulum, akankah jatuh
Di antara desah resah penuh kisruh
Oh mawar muda nan ayu bersahaja
Dalam panas mentari, elokmu menebarkan makna
Menepiskan duka, menghantarkan bahagia
Menarik segenap alam tuk hening memuja
Bagai bidadari, kau mewujud dalam kembang
Mengalirkan manis madu pada sejuta kumbang
Meski badai bertiup, kau tetap tegak tak tumbang
Ketegaranmu seakan mengapus ragu dan bimbang
Di penghujung musim berselimutkan mega,
Bermain-main engkau dengan angin kelana
Dan sang bayu terus saja nakal nekat menggoda
Malu-malu memuji indahmu, angin berkata
Sepoi-sepoi bercanda di antara kelopak lentik
Semilirnya menitipkan embun sepercik
Sebagai sajak rayuan yang lembut menggelitik
Padamu, mawar muda, Oh yang teramat cantik
Namun musim ini mesti segera berganti
Mengikuti kemana bintang gemintang menunjuk tinggi
Sang angin pergi, berjanji dalam diam tuk kembali
Meski masa depan tak memberi jawaban pasti
Jauh di sini, aku terus menorehkan rindu
Tentang sekuntum mawar di bawah langit biru
Dan aku hanya bisa menerawang membisu
Sebab waktu tak sedang berpihak padaku
Di suatu masa, saat aku kembali datang
Masihkah kau di sana, di hamparan padang
Tak terpetik, hidup bebas dengan riang
Menghirup cucuran hujan bersama ilalang
Dan jikalau akhirnya takdir kemudian mengijinkan
Kuundang kau ke tanahku di sebrang lautan
Kugenggam benihmu, kubawa pulang dalam hembusan
Kutanam, dan selamanya kurawat di tengah taman
APAKAH ITU CINTA ??
Aku memandang nyalang, pada manusia lalu lalang
Kulihat, tanpa sedikitpun segan, mereka menggamitkan jemari tangan
Kata cinta menguar di angkasa, menghayutkan gemawan mega
Mangaburkan keindahan bintang gemintang, panji dan agungnya bentara
Namun di sini, berdiri aku dalam keraguan
Tak mengerti dan terus bertanya :
Apakah segalon cinta lebih manis ketimbang sececap cita?
Dan apakah bahagia terwujudi harus dengan dimiliki?
Dan apakah seorang pangeran hanya dapat menjadi raja,
Pabila mempersandingkan permaisuri di sisinya?
Dan tanya itu menggiringku masuk ke dalam labirin tua
Lorong pekat penuh lembap yang dindingnya berkeropeng dusta
Penuh tipu daya, tiap simpangannya menyesatkan pengelana
Aku ikuti setitik cahya, dan kulihat jawab di ujungnya
Aku bertanya lantang, “Wahai, apakah itu cinta?”
Kulihat sepasang muda-mudi bergelayutan mesra
Sang gadis tertawa mengikik, sang pemuda menggeliat laknat
Sahutnya, cinta adalah hari ini
Yang tergantikan segera oleh hari esok
Dia adalah kesenangan yang berkelindan selalu
Birahi yang terpuaskan, nikmat yang berseliweran
Aku tercenung, dan terus termenung
Jika cinta adalah pesta pora, lalu apa arti cerita Majnun
Cinta baginya adalah kisaran derita
Tetapi Majnun hanya tahu itu cinta, walau dia buta
Oh, betapa takdir cintanya berakhir nestapa
Aku berpaling dari mereka yang mencemooh nakal
Lalu aku pergi menuju ujung lain lorong teka-teki
Kuikuti suara-suara merdu, tawa, dan musik syahdu
Walau gelap pekat, suara itu menuntunku pasti
Dan akhirnya kulihat panggung megah berdiri kokoh
Dipenuhi penyair dan pujangga sepanjang masa
Dadaku serasa bergolak, aku menyeruak dan berteriak, “Wahai apakah itu cinta?”
Seorang pujangga menoleh, berdiri, dan menjawab panggilanku lalu mulai bersyair,
Cinta adalah roman tanpa batas
Inspirasi yang takkan mati; Api yang takkan padam
Yang geloranya membuatmu remuk redam
Tapi, bagai kecanduan, kau akan terus menyesapnya
Membuatmu merasa terbang menuju menuju mentari yang menyala perkasa
Sekali lagi, keraguan menyelinap dan membisik
Mestikah begitu, sebab kulihat nyala sangat redup
Menyambangi jalinan pernikahan yang suci
Gairah sejoli telah berakhir, tapi tidak memupus ikatannya
Tapi mereka masih menyebutnya cinta
Walau madunya telah habis, Sang kumbang masih hinggap di atas kembang
Aku melengos tak puas, dan berjalan tak tahu ke mana
Kususuri lorong berliku, begitu panjang jalanan, begitu terjal undakan
Dan pada satu tangganya, kulihat seorang pengemis renta mengharap derma
Dia berkata, “berikanlah milikmu yang terbaik, dan kusampaikan kebijaksanaanku”
Aku sebenarnya tak ingin percaya, tapi kakiku terlalu letih mencari jawab
Kuulurkan sebongkah batu mirah sembari bertanya, “Wahai, apakah itu cinta?”
Si pengemis diam dalam takzim, dan menjawab,
Cinta adalah menghamba tanpa bertanya
Ketaatan tanpa memerlukan jawaban
Kau memuja, dan menjadikan dirimu budak dengan sukarela
Kata-kata cinta adalah perintah yang tiada terbantah
Aku terpekur dan tak henti berpikir
Jika cinta merupakan penghambaan, lalu apa arti cinta Ilahi?
Dia yang menurunkan hujan, dan lebih agung dari apapun jua
Dia yang memberikan rizki kepada orang paling durjana sekalipun
Dia yang mencintai makhluk-Nya, dan tak memerlukan apapun dari makhluk-Nya
Aku merasa rugi atas permata yang terbuang percuma
Ini bukanlah kebijaksanaan; melainkan kedunguan!
Cinta si pengemis selamanya menjadikan dirinya pengemis
Yang mengiba, meminta, dan mengharap sejumput kasih
Jika ini dinamakan cinta, maka terkutuklah kata cinta!
Aku muak atas pencarian ini, lalu memutuskan keluar
Labirin tua tak lagi mengurungku, dan bau laut seakan memanggilku
Ini adalah aroma kebebasan yang menarik para pemberani
Dan seperti cerita lama, aku berlayar menuju samudera berombak, –sendiri
Angin kencang membantu lajuku, dan kapalku menuju horizon di tapal batas
Mencari dunia baru untuk ditaklukkan
Di ujung dek aku berteriak penuh kegembiraan
Walau kegembiraan itu kadang dibayar oleh rasa hampa di tengah lautan
Oh, tahun-tahun berselang; musim-musim berganti datang
Waktu-penuh-kenangan yang berkandung duka dan suka
Namun, pada suatu hari yang mengejutkan
Badai datang menenggelamkan apa yang tersisa
Aku lihat puing-puing yang karam, dan onggokan
Sementara aku hanyut ditemani tongkang yang terombang-ambing
Entah mengantarkanku ke mana
Di suatu tempat, saat aku membuka mataku
Aku rasai pasir lembut yang harum baunya
Dan riak ombak bermain-main di sekujur tubuhku
Apakah ini tanah orang- orang mati, ataukah aku masih hidup?
Oh, betapa hausnya aku…seteguk air akan mengobatiku
Dan, aku lihat sesosok datang mendekat
Sorot matanya menatapku lekat
Lalu menuangkan seteguk air pada bibirku yang kekeringan sangat
Pandanganku terasa kabur, dan dunia terasa berputar begitu cepat
Aku berharap dia adalah malaikat tak bersayap yang memberikan jawab
Aku merasa maut sebentar lagi menjemput,
Jadi tak ada salahnya bertanya, toh rasa malu akan terbawa lalu
Setelah sekian lama, sekali lagi aku bertanya, “Wahai, apakah itu cinta?”
Dia termangu,dan hanya tersenyum
Untuk menenangkan jiwaku yang sekarat, dia menatapku lembut
Dan kata-kata bagai menetes dari mulutnya
Kata-kata serasa madu yang manisnya teringat selalu, Jawabnya :
Cinta bukanlah benda untuk dimiliki
Tetapi tindakan untuk diperjuangkan
Cinta adalah kebaikan tanpa imbalan
Pernahkah mentari bertanya padamu atas sinarnya yang terang
Dan pernahkah pepohonan meminta jawaban atas keteduhannya
Jika kau memberikan segelas air pada orang asing,
Dan dia tak berhutang padamu apapun
Itulah cinta.
Bagaikan petani, kau menanam benihnya
Lalu orang lain memakan buahnya, menghilangkan rasa laparnya
Tetap ingatlah, cinta adalah pilihan hatimu
Bukan keterpaksaan dari rasa takut
Sebab cinta tidak pernah membuatmu merasa kehilangan
Dia terus membuat hatimu merasa kaya
Namun, sungguh dunia telah tercerai berai,
Dan manusia menjadi tersesat oleh makna cinta
Tergelincir keserakahan, cinta menjadi memabukkan
Untuk memiliki, bukannya memberikan
Untuk menguasai, bukannya mengasihi
Jika cinta tinggallah nafsu diri belaka
Yang tersisa hanyalah kerusakan semata
Tiada peduli sesama; Semuanya mengagungkan diri jua
Orang menamakannya cinta; tapi itu hanyalah dusta
Hari itu, aku tahu
Bahwa perjalananku bukannya berakhir,
Tetapi baru saja dimulai
Lalu aku mengatup mata
Dan mulai mendoa
Untuk satu pilihan kata di hati.
SURGA DI BUMI
Tirai kehidupan tiba-tiba saja tersibak
Teka-teki misteri perlahan terkuak
Dan cahya terang merasuk ke kamarku yang suram
Aku melongok keluar jendela, untuk menyaksikan
Lalu kulangkahkan kakiku mengitari kota
Menghirup napas kebebasan yang melegakan
Dan dunia serasa berubah
Sebab semua menjadi lebih indah
Walau hati ini masih berkandung gundah
Semangatku seakan membuncah
Dan mimpiku berkecambah;
Jalanku menjadi lebih terjal, tetapi sekarang jelas
Hutan mana yang mesti kuterabas
Tak peduli sakit ataupun panas
Segalanya kuterima dengan hati puas
Sebab Rajawali takkan tumbuh jika takut terbang
Dan mentari tak ditakdirkan sembunyi di balik awan
Jika manusia enggan berjuang,
Lalu apa yang didapatkan, kecuali putus asa dan kesedihan
Hari ini, aku hidup demi mimpiku sendiri
Hari ini, mimpiku lebih berharga dan segalanya
Untuk membuktikan bahwa aku benar;
Bahwa keberanian melahirkan keberhasilan
Ketekunan melampaui semua kekuatan
Dan kejujuran bukanlah kelemahan
Hanya satu jawabnya,
Mahkota Sang Raja di istana mesti digenggam
Tapi suatu saat nanti, aku ingin hidup untuk orang lain
Dadaku selalu sesak melihat anak-anak jalanan
Mereka mengemis dan kelaparan
Dan ibu yang menangis tertahan
Saat bencana datang tanpa peringatan
Mereka yang tertindas memohon pertolongan
Untuk keadilan yang tak jua datang
Oh, bangsaku yang wajahnya tercoreng arang
Tunggulah, jika saatku tiba;
Saat aku cukup kuat menanggung beban
Saat kata-kataku bukan lagi angin yang tak dipedulikan
Aku ingin membangun surga
Di atas bumi yang tak sempurna
Dimana semua orang bisa bahagia
Saling berbagi, walau hanya sejumput doa
Sekarang, mungkin tanganku terulur lemah
Dan hanya bisa kusampaikan keluh kesah
Tapi, mimpi untuk suatu saat nanti
Takkan boleh mati
Mesti jadi abadi